/>

Rangkuman Film Everything Everywhere All at Once

Everything Everwhere all at once review Indonesia



Saya hanya orang awam yang menyukai sinema, pendapat yang terdapat di bawah ini tidak memiliki nilai untuk dipertimbangkan. 

Tetapi saya ingin memberi sedikit persepsi saya dan membagikan rangkuman tentang film Everything Everywhere All at Once.



Daftar isi


Pembukaan

Film ini dibintangi aktris kondang asal Amerika-China, Michelle Yoeh yang berperan sebagai Evelyn.

Kemudian, sutradara Daniel Kwan menggabungkan Stephanie Hsu, Ke Huy Quan, James Hong memainkan peran sebagai satu keluarga China.

Apa yang membuat film Everything Everywhere All at Once sangat baik? Berikut rangkuman film Everything Everywhere All at Once yang dirangkum uXFilm.

Everything Everywhere All at Once merupakan film yang cukup sulit diuraikan apabila Anda memiliki sel otak bersih karena sering dicuci.

Film Everything Everywhere All at Once adalah satu-satunya film yang memenangkan Akademi Award atau penghargaan Oscar dengan jumlah terbanyak.

Everything Everywhere All at Once menjadi film terbaik pada genre Sci-Fi, dan Fantasy di Amerika Serikat (2022).

Film ini seperti masterpiece bila dilihat pada penghargaan yang diraihnya seperti tidak ada tandingannya. 

Everything Everywhere All at Once berhasil meraup 300 lebih penghargaan yang diambil dari bermacam akademi penghargaan seperti BAFTA, Academy Award USA, Golden Globe USA, AFI, dan lainnya.

Adapun film serupa yang sukses pada genre Fantasy yakni The Lord of the Rings: The Return of the King, cobalah jangan membandingkan Everything Everywhere All at Once.

Sinopsis

Film Everything Everywhere All at Once mengisahkan seorang Ibu bernama Evelyn yang mendapati dirinya mempunyai varian bermasalah hingga harus bertarung dengan anaknya sendiri.

Kekerasan dalam film ini cukup banyak, mengingat hampir 80 persen durasi dihabiskan pada scene pertarungan dibalut dengan editing sekelas Marvel Cinematic.

Bahkan editing by Paul Rogers meraih penghargaan tertinggi untuk kategori tersebut.

Awal mula, film ini menyajikan sinema yang kental dengan drama permasalahan keluarga etnis Asia.

Evelyn mempunyai usaha laundry yang memiliki masalah dengan petugas pajak di Amerika atau IRS.

Mereka selalu mendapat peringatan dari petugas Deirdre yang diperankan oleh Jamie Lee Curtis.

Tetapi secara misterius Wang, suami Evelyn selalu berhasil membujuk Deidre agar diberikan keringanan.

Hal itu bukan terjadi sekali atau dua kali bila kalian memperhatikan dengan seksama.

Rangkuman Pertengahan

Pada pertengahan film Everything Everywhere All at Once penonton dibawa pada suasana pertarungan yang epik.

Pokok masalah atau konflik sudah dibangun dengan tiba-tiba menciptakan pertanyaan dari para penonton.

Pertama kali Evelyn masuk dalam mode paralel universe ia sadar ada sesuatu yang benar-benar nyata dan sedang terjadi.

Ia mendapati dirinya terbunuh pada tubuh dirinya yang lain dari multi-universe, akan tetapi tubuh nyatanya baik-baik saja.

Evelyn merasakan syok sekaligus bingung karena mengalami hal itu, sementara Wang tetap pada karakternya membujuk Deirdre untuk meringankan sanksi masalah pajak mereka.

Namun dalam waktu singkat perbuahan situasi sangat signifikan, konflik yang terjadi pada sebutan Alpha Universe sampai pada Bumi tempat Evelyn tinggal.

Alpha Universe yakni tempat Alpha Evelyn dan Jubo Tupaki berasal memiliki konflik nyata dan serius hingga menyebabkan Evelyn meninggal.

Sejumlah agen Alpha mempunyai misi mencari Evelyn superior yang dapat mengalahkan Jubo Tupaki.

Sedangkan, Jubo Tupaki adalah sosok protagonis yang hanya ingin mencapai tujuannya.

Penjelasan Ending

Akhir cerita Everything Everywhere All at Once yakni sangat berkaitan dengan tujuan Jubo Tupaki.

Evelyn yang berusaha melawan Jubo Tupaki terkejut bahwa sosok Jubo Tupaki adalah Joy yaitu anak kandungnya sendiri.

Pada narasi yang disampaikan Alpha Wang, Suami Evelyn menyampaikan kalau Evelyn terbunuh dalam insiden karena memaksa Joy Alpha membuka limit penggunaan otaknya.

Mulai saat itu Joy Alpha mencari Evelyn di seluruh universe dengan tujuan memberi tahu tentang nothingness, nothing matters, bagel, atau apapun sebutannya.

Joy Alpha merasakan hal yang sangat luar biasa tidak normal sehingga merusak hampir seluruh variannya di berbagai universe.

Ketika Jubo telah memberi tahu segalanya kepada Evelyn versi nyata ia ingin melanjutkan kehidupan barunya sebagai batu, memang aneh.

Tetapi bagian yang tidak dimengerti selalu membuat para penonton penasaran, Evelyn selalu sayang dengan anaknya Joy setidaknya itu yang dimengerti penonton.

Kemudian, pada kesempatan kedua Evelyn memiliki inisiatif dengan mengubah realita dan kembali pada konflik utama yakni masalah keluarga.

Tentang anaknya yang menyukai sesama jenis, orang tua yang tidak pernah bangga pada anaknya, suami yang lemah, dan ekonomi yang buruk, serta permasalahan finansial lainnya.

Ending Everything Everywhere All at Once yakni pada pengakuan-pengakuan serta sikap penerimaan kenyataan pahit dalam dunia modern yang sulit.

Akhirnya, Joy mengurungkan niatnya meninggalkan keluarganya karena telah membuka hati dan tidak merasa tertekan lagi.

Evelyn akhirnya merasakan cinta yang sesungguhnya dari Wang yang selalu dia sakiti pada universe lain.

Ditutup dengan orang tua Evelyn, Gong Gong yang akhirnya menerima anaknya karena berhasil melakukan sesuatu yang tidak pernah bisa ia lakukan.

Pendapat Tentang Film Everything Everywhere All at Once

Selama saya menonton, saya ingin mendapat sesuatu untuk ditulis di uXFilm dan menemukan nothing matters.

Durasi film sekitar 2 jam 20 menit memutar banyak scene pertarungan, bahkan hingga penghujung dan tiba pada pengakuan Gong Gong, serta Evelyn melakukan vaping.

Bersumber dari itu saya mencoba mengerti kenapa banyak negara memberi label di bawah 16 tahun dapat menonton film ini.

Apabila kalian ingin menonton Everything Everywhere All at Once, setidaknya Anda mesti tahu akan ada kink scene, anal, dan gore lainnya.

Sertifikat usia di banyak negara yakni di bawah 16 tahun, adapun beberapa yang berlabel 18+, seperti Russia, Vietnam, Singapore, dibanned di Saudi Arab.

Coba Anda bayangkan berapa ratus ribu orang yang nonton bersama keluarga, dan anak mereka yang diam-diam menyembunyikan indentitas mereka ikut menyaksikan.

Saya membayangkan sehabis menonton film ini akan ada banyak anak-anak dibawah umur menjadi lebih berani mengatakan rahasia mereka ke keluarga, entah karena pengaruh lingkungan, ataupun self-diagnose.

Menurutku itu cukup diterima, apabila di tempat Anda sudah tidak ada ruang untuk norma, agama, dan parenting, nothing matters.***

Next Post Previous Post